sub 17.3 (fig 17.6)
Mematikan SCR pada rangkaian DC
Menghasilkan switching yang cepat dan andal
Meningkatkan kecepatan dan keandalan proses pergantian kondisi konduksi ke non-konduksi pada perangkat daya.
Mengendalikan arus dan tegangan pada perangkat
Meningkatkan efisiensi sistem daya
Memperluas aplikasi SCR
Mendukung pengembangan teknologi konversi energi
A. ALAT
B. BAHAN
1. Battery
Ground adalah titik kembalinya arus searah atau titik kembalinya sinyal bolak balik atau titik patokan dari berbagai titik tegangan dan sinyal listrik dalam rangkaian elektronika.
Forced commutation adalah teknik mematikan arus pada perangkat semikonduktor daya seperti thyristor dengan cara memaksa arus menjadi nol menggunakan rangkaian bantu (commutation circuit). Pada thyristor, arus tidak dapat dimatikan hanya dengan menghilangkan sinyal trigger karena thyristor bersifat latching device yang tetap menghantarkan arus selama arus anoda tidak turun di bawah arus holding. Oleh karena itu, diperlukan teknik komutasi paksa untuk memutus arus tersebut
Singkatnya, forced commutation memanfaatkan rangkaian eksternal untuk mengalihkan arus dan memberikan tegangan balik sehingga thyristor dapat dimatikan secara paksa meskipun arus beban tidak turun secara alami.
6. Ringkasan [kembali]
Forced commutation adalah teknik dalam elektronika daya yang digunakan untuk memadamkan SCR (Silicon Controlled Rectifier) secara aktif, terutama pada rangkaian dengan sumber arus searah (DC). Berbeda dengan natural commutation yang terjadi secara otomatis saat arus beban turun ke nol (seperti pada sistem AC), forced commutation memerlukan rangkaian tambahan seperti kapasitor dan induktor untuk menciptakan kondisi di mana arus melalui SCR menjadi nol dan tegangan reverse dapat diterapkan, sehingga SCR dapat padam.
Teknik forced commutation dibagi menjadi beberapa kelas, seperti Class A hingga Class F, tergantung pada cara dan komponen yang digunakan. Contohnya, pada Class B (resonant commutation) digunakan rangkaian LC (induktor-kapasitor) untuk menghasilkan arus osilasi singkat yang memadamkan SCR, sedangkan pada Class C, dua SCR digunakan secara bergantian untuk mematikan satu sama lain dengan bantuan kapasitor. Forced commutation sangat penting dalam pengoperasian konverter DC-DC, inverter, dan sistem pengendali motor berbasis SCR, di mana komutasi alami tidak dapat terjadi.
1. Soal Problem 1 – Class B Forced Commutation
Sebuah thyristor dikendalikan menggunakan teknik komutasi paksa Class B. Kapasitor yang digunakan berkapasitas 10 µF dan dihubungkan seri dengan induktor 1 mH. Berapa frekuensi resonansi dari rangkaian LC ini?
Jawaban:
Gunakan rumus frekuensi resonansi:
2. Soal Problem 2 – Waktu Komutasi
Jawaban:
3. Soal Problem 3 – Analisis Bentuk Gelombang
Jawaban:
Itu menunjukkan bahwa komutasi paksa berhasil – arus turun ke nol karena kapasitor melepaskan muatan sebagai tegangan balik, menyebabkan SCR padam.
Soal No.1
Pada aplikasi konverter DC, mengapa Class A (load commutation) tidak cocok digunakan?A. Karena hanya berfungsi pada arus AC
B. Karena membutuhkan komponen aktif tambahan
C. Karena hanya dapat memadamkan SCR jika beban bersifat resistif murni
D. Karena tidak dapat bekerja pada arus searah (DC)
Soal No. 2
Sebuah rangkaian Class B commutation menggunakan kapasitor dan induktor . Hitung waktu komutasi penuh dari satu siklus osilasi LC (anggap ideal dan tanpa redaman).A. 15.7 µs
B. 3.14 µs
C. 6.28 µs
D. 10 µs
Soal No. 3
Mengapa forced commutation diperlukan dalam rangkaian dengan sumber DC?A. Karena tegangan DC terlalu tinggi
B. Karena SCR tidak dapat padam sendiri pada arus searah
C. Karena DC selalu memiliki arus bolak-balik
D. Karena beban resistif tidak bisa digunakan dengan SCR
a). Prosedur Percobaan
- Untuk membuat rangkaian ini, pertama, siapkan semua alat dan bahan yang bersangkutan, di ambil dari library proteus
- Letakkan semua alat dan bahan sesuai dengan posisi dimana alat dan bahan terletak.
- Tepatkan posisi letak nya dengan gambar rangkaian
- Selanjutnya, hubungkan semua alat dan bahan menjadi suatu rangkaian yang utuh
- Lalu mencoba menjalankan rangkaian , jika tidak terjadi error, maka rangkaian akan berfungsi yang berarti rangkaian bekerja.
Komentar
Posting Komentar