differential amplifier
Differential amplifier adalah rangkaian elektronik yang dirancang untuk memperkuat perbedaan antara dua sinyal input sekaligus menolak sinyal yang sama pada kedua inputnya, sehingga sangat efektif dalam menghilangkan gangguan atau noise yang muncul secara seragam. Rangkaian ini biasanya terdiri dari transistor yang dikonfigurasikan sedemikian rupa untuk menghasilkan penguatan diferensial yang tinggi dan memiliki peran penting sebagai blok dasar dalam penguat operasional (op-amp) serta berbagai aplikasi instrumentasi dan pengolahan sinyal. Dengan kemampuannya mengekstrak sinyal perbedaan dan menekan sinyal mode umum, differential amplifier menjadi komponen kunci dalam sistem elektronik yang membutuhkan akurasi dan kestabilan tinggi.
Memahami prinsip kerja differential amplifier sebagai penguat yang memperkuat perbedaan antara dua sinyal input.
Mempelajari pengaruh perubahan tegangan pada input inverting dan non-inverting terhadap tegangan output.
Mengamati dan mengukur penguatan diferensial (differential gain) dari rangkaian differential amplifier.
Memahami konsep Common Mode Rejection Ratio (CMRR) dan kemampuan rangkaian dalam menolak sinyal mode umum.
Membandingkan hasil perhitungan teori dengan hasil pengukuran praktis pada rangkaian differential amplifier.
Menganalisis pengaruh nilai resistor terhadap performa dan karakteristik rangkaian
Alat:
a. DC Voltmeter
![]() |
Voltmeter |
![]() |
Voltmeter pada Proteus |
DC Voltmeter adalah alat ukur yang berfungsi untuk mengetahui beda potensial tegangan DC antara dua titik pada suatu beban listriuk atau rangkaian elektronika. Cara penggunaannya disambung paralel dengan komponen yang akan diuji tegangannya.
- Package Type: Available in DO-41 & SMD Packages
- Diode Type: Silicon Rectifier General Usage Diode
- Max Repetitive Reverse Voltage is: 1000 Volts
- Average Fwd Current: 1000mA
- Non-repetitive Max Fwd Current: 30A
- Max Power Dissipation is: 3W
- Max Storage & Operating temperature Should Be: -55 to +175 Centigrade
- A. Spesifikasi :
* Superior weather resistance
* 5mm Round Standard Directivity
* UV Resistant Eproxy
* Forward Current (IF): 30mA
* Forward Voltage (VF): 1.8V to 2.4V
* Reverse Voltage: 5V
* Operating Temperature: -30℃ to +85℃
* Storage Temperature: -40℃ to +100℃
* Luminous Intensity: 20mcd
B. Konfigurasi Pin :
* Pin 1 : Positive terminal of LED
* Pin 2 : Negative terminal of LED
B. Spesifikasi
- Standard 130 Type DC motor
- Operating Voltage: 4.5V to 9V
- Recommended/Rated Voltage: 6V
- Current at No load: 70mA (max)
- No-load Speed: 9000 rpm
- Loaded current: 250mA (approx)
- Rated Load: 10g*cm
- Motor Size: 27.5mm x 20mm x 15mm
- Weight: 17 grams
- Trigger Voltage (Voltage across coil) : 12V DC
- Trigger Current (Nominal current) : 70mA
- Maximum AC load current: 10A @ 250/125V AC
- Maximum DC load current: 10A @ 30/28V DC
- Compact 5-pin configuration with plastic moulding
- Operating time: 10msec Release time: 5msec
- Maximum switching: 300 operating/minute (mechanically)
• Tegangan kerja: DC 3.3-5V
• Sensitivitas yang Dapat Disesuaikan
• Dimensi: 32 x 17 mm
• Indikasi keluaran sinyal
• Output sinyal saluran tunggal
• Dengan lubang baut penahan, pemasangan yang mudah
• Mengeluarkan level rendah dan sinyal menyala ketika ada suara
• Output berupa digital switching output (0 dan 1 high dan low)
- Catu daya pemanas : 5V AC/DC
- Catu daya rangkaian : 5VDC
- Range pengukuran : 200 - 5000ppm untuk LPG, propane 300 - 5000ppm untuk butane 5000 - 20000ppm untuk methane 300 - 5000ppm untuk Hidrogen
- Keluaran : analog (perubahan tegangan)
- Pin 1 merupakan heater internal yang terhubung dengan ground.
- Pin 2 merupakan tegangan sumber (VC) dimana Vc < 24 VDC.
- Pin 3 (VH) digunakan untuk tegangan pada pemanas (heater internal) dimana VH = 5VDC.
- Pin 4 merupakan output yang akan menghasilkan tegangan analog.
- Pengatur Waktu Jeda : Digunakan untuk mengatur lama pulsa high setelah terdeteksi terjadi gerakan dan gerakan telah berahir. *
- Pengatur Sensitivitas : Pengatur tingkat sensitivitas sensor PIR *
- Regulator 3VDC : Penstabil tegangan menjadi 3V DC
- Dioda Pengaman : Mengamankan sensor jika terjadi salah pengkabelan VCC dengan GND
- DC Power : Input tegangan dengan range (3 – 12) VDC (direkekomendasikan menggunakan input 5VDC).
- Output Digital : Output digital sensor
- Ground : Hubungkan dengan ground (GND)
- BISS0001 : IC Sensor PIR
- Pengatur Jumper : Untuk mengatur output dari pin digital.
Keterangan:
- 5V – VCC Vibration
- GND – GND Vibration, GND LED
- D2 – Pin Data Vibration
- D3 – Kaki resistor
- Kaki resistor – Anoda LED
- Apabila coil diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya elektromagnetik yang dapat menarik armature untuk merubah switch contact point.
- Apabila coil tersebut sudah tidak dialiri arus listrik, maka Armature akan kembali lagi ke posisi Normally Close.
- Umumnya, coil yang digunakan oleh relay untuk mengubah switch contact point ke posisi NC hanya membutuhkan arus listrik yang kecil.
- HIGH (tinggi) dan LOW (rendah)
- TRUE (benar) dan FALSE (salah)
- ON (Hidup) dan OFF (Mati)
- 1 dan 0
1. Tegangan Operasi: 3.3V ke 5V DC
2. Operasi Saat Ini: 15mA
3. Menggunakan sensor getaran tipe SW-420 yang biasanya tertutup
4. LED menunjukkan output dan daya
5. Desain berbasis LM393
6. Mudah digunakan dengan Mikrokontroler atau bahkan dengan IC Digital/Analog normal
7. Dengan lubang baut untuk pemasangan yang mudah
8. Kecil, murah dan mudah didapat
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loudspeaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm).
a. Prosedur Percobaan [kembali]
- Untuk membuat rangkaian ini, pertama, siapkan semua alat dan bahan yang bersangkutan, di ambil dari library proteus
- Letakkan semua alat dan bahan sesuai dengan posisi dimana alat dan bahan terletak.
- Tepatkan posisi letak nya dengan gambar rangkaian
- Selanjutnya, hubungkan semua alat dan bahan menjadi suatu rangkaian yang utuh
- Lalu mencoba menjalankan rangkaian , jika tidak terjadi error berarti rangkaian bekerja
b. Gambar Rangkaian dan Prinsip Kerja [kembali]
![]() |
Rangkaian Differential Amplifier |
Prinsip Kerja:
Ketika kaki non inverting dan inverting pada op-amp dihubungkan dengan tegangan input, maka tegangan output dari op-amp adalah selisih dari tegangan output non inverting dan inverting. Yaitu dengan cara menghitung tegangan output dari tegangan input inverting yang dimana pada kaki non inverting dihubungkan dengan ground. Lalu menghitung kembali tegangan output dari tegangan input non inverting yang dimana pada kaki inverting dihubungkan dengan ground.
![]() |
Rangkaian Aplikasi Differential Amplifier |
Komentar
Posting Komentar