LAPORAN AKHIR
Nama : Rania Dewi Zuha Dinanty
NIM : 2410951009
Tgl Praktikum : 4 Maret 2025
Asisten : - Luthfiani Afifah
- Putri Aisyah John
1. Mengukur dan Mengamati Tegangan Searah dan Tegangan Bolak-Balik
3. Membandingkan Frekuensi dengan Cara Lissajous
Beban | Daya Terukur | V total | I total | Daya Terhitung |
1 Lampu | 0,75 watt | 1,709 V | 255,5 mA | 0,436 watt |
2 Lampu | 1,5 watt | 1,587 V | 255,5 mA | 0,405 watt |
3 Lampu | 2,25 watt | 1,530 V | 255,5 mA | 0,390 watt |
5. Pengukuran Daya Beban Lampu Parallel
Beban | Daya Terukur | V total | I total | Daya Terhitung |
1 Lampu | 0,75 watt | 2,8V | 258,8 mA | 0,724 watt |
2 Lampu | 1,5 watt | 2,8V | 249,8 mA | 0,699 watt |
3 Lampu | 2,25 watt | 2,8V | 256,5 mA | 0,718 watt |
3. Membandingkan Frekuensi dengan Cara Lissajous
B. Pengukuran Daya
- Buat rangkaian seperti Gambar diatas dengan sumber AC dan beban 25 watt
- Ukur daya yang terbaca pada wattmeter
- Ulangi untuk beban yang berbeda-beda sesuai dengan Tabel
- Catat penunjukan dari wattmeter
1. Pengukuran Daya Beban Lampu Seri
3. Mengukur Daya Satu Fasa
a. Buat rangkaian seperti Gambar diatas dengan sumber AC dan beban 25 watt
b. Ukur daya yang terbaca pada wattmeter
c. Ulangi untuk beban yang berbeda-beda sesuai dengan Tabel
d. Catat penunjukan dari wattmeter
1. Video Percobaan Rangkaian Seri
2. Video Pecobaan Rangkaian Paralel
1. Mengapa perlu dilakukan kalibrasi sebelum osiloskop digunakan?
Jawab:
Untuk memastikan akurasi pengukuran dan mendapatkan hasil yang sesuai dengan standar. Kalibrasi berfungsi untuk memastiksn osiloskop menampilkan gelombang yang mirip dengan sumber gelombang yang diukur.
2. Jelaskan perbedaan tegangan AC dan DC pada osiloskop berdasarkan amplitude, frekuensi dan perioda!
Jawab:
- Tegangan AC: memiliki polaritas yang selalu berubah dari negatuf ke positif dan sebaliknya. Arus AC memiliki frekuensi, contohnya 50 Hz/60 Hz, yang menghasilkan gelombang listrik sinus perdetik. Bentuk gelombang tegangan AC pada osiloskop berbentuk sinusoidal. Osiloskop dapat digunakan untuk mengukur amplitudo tegangan AC, perioda waktu, dan melihat bentuk gelombangnya.
- Tegangan DC: memiliki polaritas tetap, yaitu positif , nol, dan negatif. Bentuk tegangannnya lurus, datar, konstan. Pada layar osiloskop, tegangan DC akan terlihat sebagai garis tebal lurus.
3. Jelaskan macam macam bentuk gelombang berdasarkan generator fungsi dan frekuensi!
Jawab:
- Gelombang sinus: terdapat pada sinyal analog seperti audio dan tegangan AC. Bentuknya sinusoidal, berubah secara periodik dari positif ke negatif.
- Gelombang kotak: bentuknya seperti kotak, digunakan untuk pengendalian waktu pada rangkaian mikro elektronik karena simetri dan interval yang teratur.
- Gelombang persegi: mirip gelombang kotak, tetapi interval waktu kondisi high dan low tidak teratur (tidak sama). Bentuk gelombang ini diklasifikasikan sebagai bentuk gelombang non simetris.
- Gelombang gigi gergaji: bentuknya seperti gigi gergaji, dengan tegangan naik linear lalu tiba tiba jatuh; digunakan pada rangkaian televisi tabung CRT.
- Gelombang segitiga: berbentuk segitiga, dengan tegangan naik linear hingga titik tertinggi, kemudian turun linear hingga titik terendah.
4. Bandingkan nilai daya yang terukur dan nilai daya yang terhitung pada pengukuran daya beban lampu seri!
Perbandingan antara daya terukur dan daya terhitung pada pengukuran daya beban lampu seri dapat dianalisis sebagai berikut:
-
Untuk 1 Lampu:
- Daya Terukur: 0,75 watt
- Daya Terhitung: 0,436 watt
- Selisih: 0,75 - 0,436 = 0,314 watt (Daya terukur lebih besar)
-
Untuk 2 Lampu:
- Daya Terukur: 1,5 watt
- Daya Terhitung: 0,405 watt
- Selisih: 1,5 - 0,405 = 1,095 watt (Daya terukur lebih besar)
-
Untuk 3 Lampu:
- Daya Terukur: 2,25 watt
- Daya Terhitung: 0,390 watt
- Selisih: 2,25 - 0,390 = 1,86 watt (Daya terukur lebih besar)
Kesimpulan:
Daya terukur selalu lebih besar dibanding daya terhitung dalam semua kondisi. Hal ini bisa terjadi karena beberapa faktor seperti:
- Adanya rugi-rugi daya pada rangkaian.
- Perbedaan akurasi alat ukur yang digunakan.
- Faktor reaktansi atau ketidaksempurnaan dalam perhitungan teoretis.
Dari data ini, kita dapat melihat bahwa semakin banyak lampu yang dipasang dalam seri, perbedaan antara daya terukur dan daya terhitung semakin besar.
5. Bandingkan nilai daya yang terukur dan nilai daya terhitung pada pengukuran daya beban lampu parallel!
Jawab:
Perbandingan antara daya terukur dan daya terhitung pada pengukuran daya beban lampu paralel dapat dianalisis sebagai berikut:
-
Untuk 1 Lampu:
- Daya Terukur: 0,75 watt
- Daya Terhitung: 0,724 watt
- Selisih: 0,75 - 0,724 = 0,026 watt (Daya terukur sedikit lebih besar)
-
Untuk 2 Lampu:
- Daya Terukur: 1,5 watt
- Daya Terhitung: 0,699 watt
- Selisih: 1,5 - 0,699 = 0,801 watt (Daya terukur lebih besar)
-
Untuk 3 Lampu:
- Daya Terukur: 2,25 watt
- Daya Terhitung: 0,718 watt
- Selisih: 2,25 - 0,718 = 1,532 watt (Daya terukur lebih besar)
Kesimpulan:
- Daya terukur selalu lebih besar dibanding daya terhitung.
- Namun, perbedaan antara daya terukur dan daya terhitung dalam rangkaian paralel jauh lebih kecil dibandingkan dengan rangkaian seri.
- Hal ini menunjukkan bahwa dalam rangkaian paralel, perhitungan daya lebih mendekati hasil pengukuran sebenarnya.
- Faktor yang mungkin menyebabkan perbedaan kecil ini adalah toleransi alat ukur, hambatan tambahan pada koneksi, atau sedikit rugi daya dalam kabel atau sambungan.
Dari hasil ini, bisa disimpulkan bahwa dalam rangkaian paralel, daya listrik yang digunakan lebih stabil dan lebih mendekati nilai teoretis dibandingkan dengan rangkaian seri.
1. Laporan Akhir (disini)
2. Video Analisa Blog (disini)
3. Video Percobaan Rangkaian Seri (disini)
4. Video Percobaan Rangkaian Paralel (disini)
Komentar
Posting Komentar