LAPORAN AKHIR




Nama                : Rania Dewi Zuha Dinanty

NIM                  : 2410951009

Tgl Praktikum : 4 Maret 2025

Asisten              : - Luthfiani Afifah

                             - Putri Aisyah John


1. Jurnal [Kembali]


1. Mengukur dan Mengamati Tegangan Searah dan Tegangan Bolak-Balik


Tegangan DC

Amplitudo Vpp

Perioda

Frekuensi

16 mv   0

Tegangan AC

Amplitudo Vpp

Perioda

Frekuensi

424 mv 1 ms1kHz


2. Membandingkan Frekuensi

Jenis

Gelombang

Frekuensi Oscilloscope

Frekuensi Function Generator

Sinusoidal

1 kHz1 kHz

Gergaji

1 kHz1 kHz

Pulse

1 kHz1 kHz


3. Membandingkan Frekuensi dengan Cara Lissajous


Perbandingan

Frekuensi

Frekuensi Generator A

(fy)

Frekuensi Generator B

(fx)

Lissajous

1:1

1000 Hz1000 Hz


1:2

1000 Hz2000 Hz


2:1

2000 Hz1000 Hz


3:1

3000 Hz1000 Hz


2:3

2000 Hz3000 Hz


3:2

3000 Hz1000 Hz


4. Pengukuran Daya Beban Lampu Seri

Beban

Daya Terukur

V total

I total

Daya Terhitung

1 Lampu

0,75 watt

1,709 V

255,5 mA

0,436 watt

2 Lampu

1,5 watt

1,587 V

255,5 mA

0,405 watt

3 Lampu

2,25 watt

1,530 V

255,5 mA

0,390 watt



5. Pengukuran Daya Beban Lampu Parallel

Beban

Daya Terukur

V total

I total

Daya Terhitung

1 Lampu

0,75 watt

2,8V

258,8 mA

0,724 watt

2 Lampu

1,5 watt

2,8V

249,8 mA

0,699 watt

3 Lampu

2,25 watt

2,8V

256,5 mA

0,718 watt




 
A. Oscilloscope

1. Mengukur dan Mengamati Tegangan Searah dan Tegangan Bolak-Balik


 



 Prinsip kerja :

Pada rangkaian ini, sumber dc atau power supply sebesar 4v dihubungkan dengan kanal b pada osiloskop untuk mengamati dan mengukur tegangan dari arus searah. Dan untuk grafik sinusoidal dari signal generator diatur frekuensi sebesar 1kHz dan tegangan 4Vp-p, lalu dihubungkan dengan kanal a pada osiloskop, sehingga jika rangkaian dijalankan, maka grafik dari osiloskop dapat diamati


2.  Mengukur dan Mengamati Frequency

 




 Prinsip Kerja :

Pada rangkaian ini dihubungkan output function generator yaitu grafik sinusoidal dengan input kanal A dari osiloskop. Lalu catat hasil yang menunjukkkan frekuensi function generator lalu bandingkan dengan hasil frekuensi yang ditunjukkan pada osiloskop.

 

3.   Membandingkan Frekuensi dengan Cara Lissajous



 
 Prinsip Kerja :
      
Rangkaian ini menggunkan dua buah function generator yag masing-masing dihubngkan pada kanal A dan kanal B dari osiloskop.  Sinyal yang tidak diketahui dihubungkan pada input A dan sinyal yang dapat dibaca dihubungkan pada kanal  B. Atur frekuensi pada kanal A sampai terbentuk seperti salah satu gambar 2.1 yang ada pada modul, kemudian amati perbandingan frekuensinya.




 Prinsip Kerja:

Prinsip kerja dari kedua rangkaian diatas adalah dengan membuat rangkaian seperti yang terdapat pada modul. Yaitu rangkaian lampu seri dan rangkaian lampu paralel. Kemudian masing-masing rangkaian di berikan beban, lalu diberi sebuah sumber tegangan ac dan dijalankan. Barulah dapat diukur daya yang terbaca pada wattmeternya. Wattmeter satu fasa beroperasi dengan memanfaatkan prinsip elektrodinamika, dimana alat ini menggunakan kumparan arus dan kumparan potensial. Kumparan arus menciptakan medan magnet sejalan dengan besarnya arus yang mengalir, sementara kumparan potensial mengalami rotasi karena adanya torsi yang dihasilkan oleh medan magnet tersebut dan arus yang mengalir dalam kumparan tersebut.


B. Pengukuran Daya


  • Buat rangkaian seperti Gambar diatas dengan sumber AC dan beban 25 watt
  • Ukur daya yang terbaca pada wattmeter
  • Ulangi untuk beban yang berbeda-beda sesuai dengan Tabel
  • Catat penunjukan dari wattmeter


1Pengukuran Daya Beban Lampu Seri





2. Pengukuran Daya Beban Lampu Parallel




3. Mengukur Daya Satu Fasa


 

a. Buat rangkaian seperti Gambar diatas dengan sumber AC dan beban 25 watt

 b. Ukur daya yang terbaca pada wattmeter

 c. Ulangi untuk beban yang berbeda-beda sesuai dengan Tabel

 d. Catat penunjukan dari wattmeter


3. Video Percobaan [Kembali]


1. Video Percobaan Rangkaian Seri 



2. Video Pecobaan Rangkaian Paralel




4. Analisa[Kembali]


1. Mengapa perlu dilakukan kalibrasi sebelum osiloskop digunakan?

Jawab:

Untuk memastikan akurasi pengukuran dan mendapatkan hasil yang sesuai dengan standar. Kalibrasi berfungsi untuk memastiksn osiloskop menampilkan gelombang yang mirip dengan sumber gelombang yang diukur.

2. Jelaskan perbedaan tegangan AC dan DC pada osiloskop berdasarkan amplitude, frekuensi dan perioda!

Jawab:

- Tegangan AC: memiliki polaritas yang selalu berubah dari negatuf ke positif dan sebaliknya. Arus AC memiliki frekuensi, contohnya 50 Hz/60 Hz, yang menghasilkan gelombang listrik sinus perdetik. Bentuk gelombang tegangan AC pada osiloskop berbentuk sinusoidal. Osiloskop dapat digunakan untuk mengukur amplitudo tegangan AC, perioda waktu, dan melihat bentuk gelombangnya.

- Tegangan DC: memiliki polaritas tetap, yaitu positif , nol, dan negatif. Bentuk tegangannnya lurus, datar, konstan. Pada layar osiloskop, tegangan DC akan terlihat sebagai garis tebal lurus.

3. Jelaskan macam macam bentuk gelombang berdasarkan generator fungsi dan frekuensi!

Jawab:

- Gelombang sinus: terdapat pada sinyal analog seperti audio dan tegangan AC. Bentuknya sinusoidal, berubah secara periodik dari positif ke negatif.

- Gelombang kotak: bentuknya seperti kotak, digunakan untuk pengendalian waktu pada rangkaian mikro elektronik karena simetri dan interval yang teratur.

- Gelombang persegi: mirip gelombang kotak, tetapi interval waktu kondisi high dan low tidak teratur (tidak sama). Bentuk gelombang ini diklasifikasikan sebagai bentuk gelombang non simetris.

- Gelombang gigi gergaji: bentuknya seperti gigi gergaji, dengan tegangan naik linear lalu tiba tiba jatuh; digunakan pada rangkaian televisi tabung CRT.

- Gelombang segitiga: berbentuk segitiga, dengan tegangan naik linear hingga titik tertinggi, kemudian turun linear hingga titik terendah.

4. Bandingkan nilai daya yang terukur dan nilai daya yang terhitung pada pengukuran daya beban lampu seri!

Perbandingan antara daya terukur dan daya terhitung pada pengukuran daya beban lampu seri dapat dianalisis sebagai berikut:

  1. Untuk 1 Lampu:

    • Daya Terukur: 0,75 watt
    • Daya Terhitung: 0,436 watt
    • Selisih: 0,75 - 0,436 = 0,314 watt (Daya terukur lebih besar)
  2. Untuk 2 Lampu:

    • Daya Terukur: 1,5 watt
    • Daya Terhitung: 0,405 watt
    • Selisih: 1,5 - 0,405 = 1,095 watt (Daya terukur lebih besar)
  3. Untuk 3 Lampu:

    • Daya Terukur: 2,25 watt
    • Daya Terhitung: 0,390 watt
    • Selisih: 2,25 - 0,390 = 1,86 watt (Daya terukur lebih besar)

Kesimpulan:

Daya terukur selalu lebih besar dibanding daya terhitung dalam semua kondisi. Hal ini bisa terjadi karena beberapa faktor seperti:

  • Adanya rugi-rugi daya pada rangkaian.
  • Perbedaan akurasi alat ukur yang digunakan.
  • Faktor reaktansi atau ketidaksempurnaan dalam perhitungan teoretis.

Dari data ini, kita dapat melihat bahwa semakin banyak lampu yang dipasang dalam seri, perbedaan antara daya terukur dan daya terhitung semakin besar.


5. Bandingkan nilai daya yang terukur dan nilai daya terhitung pada pengukuran daya beban lampu parallel!

Jawab:

Perbandingan antara daya terukur dan daya terhitung pada pengukuran daya beban lampu paralel dapat dianalisis sebagai berikut:

  1. Untuk 1 Lampu:

    • Daya Terukur: 0,75 watt
    • Daya Terhitung: 0,724 watt
    • Selisih: 0,75 - 0,724 = 0,026 watt (Daya terukur sedikit lebih besar)
  2. Untuk 2 Lampu:

    • Daya Terukur: 1,5 watt
    • Daya Terhitung: 0,699 watt
    • Selisih: 1,5 - 0,699 = 0,801 watt (Daya terukur lebih besar)
  3. Untuk 3 Lampu:

    • Daya Terukur: 2,25 watt
    • Daya Terhitung: 0,718 watt
    • Selisih: 2,25 - 0,718 = 1,532 watt (Daya terukur lebih besar)

Kesimpulan:

  • Daya terukur selalu lebih besar dibanding daya terhitung.
  • Namun, perbedaan antara daya terukur dan daya terhitung dalam rangkaian paralel jauh lebih kecil dibandingkan dengan rangkaian seri.
  • Hal ini menunjukkan bahwa dalam rangkaian paralel, perhitungan daya lebih mendekati hasil pengukuran sebenarnya.
  • Faktor yang mungkin menyebabkan perbedaan kecil ini adalah toleransi alat ukur, hambatan tambahan pada koneksi, atau sedikit rugi daya dalam kabel atau sambungan.

Dari hasil ini, bisa disimpulkan bahwa dalam rangkaian paralel, daya listrik yang digunakan lebih stabil dan lebih mendekati nilai teoretis dibandingkan dengan rangkaian seri.



5. Download File[Kembali]

1. Laporan Akhir (disini)

2. Video Analisa Blog (disini)

3. Video Percobaan Rangkaian Seri (disini)

4. Video Percobaan Rangkaian Paralel (disini)


Komentar

Postingan populer dari blog ini